ASUHAN KEPERAWATAN Askep Hipertensi
HIPERTENSI
- Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon,
L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih
dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Askep Hipertensi
- Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak
mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
- Genetik: Respon nerologi
terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
- Obesitas: terkait dengan level
insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
- Stress Lingkungan.
- Hilangnya Elastisitas jaringan
and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
5. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
6. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan
karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
o Peningkatan tekanan darah >
140/90 mmHg
o Sakit kepala
o Epistaksis
o Pusing / migrain
o Rasa berat ditengkuk
o Sukar tidur
o Mata berkunang kunang
o Lemah dan lelah
o Muka pucat
o Suhu tubuh rendah
Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Laborat
§ Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor
resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
§ BUN / kreatinin : memberikan
informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
§ Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah
pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
§ Urinalisa : darah, protein, glukosa,
mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
o CT Scan : Mengkaji adanya tumor
cerebral, encelopati
o EKG : Dapat menunjukan pola
regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
o IUP : mengidentifikasikan penyebab
hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
o Photo dada : Menunjukan destruksi
kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
Penatalaksanaan
o Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. DietPembatasan atau pengurangan
konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
0. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
1. Mempunyai toksitas dan efek samping
yang ringan atau minimal.
2. Memungkinkan penggunaan obat secara
oral.
3. Tidak menimbulakn intoleransi.
4. Harga obat relative murah sehingga
terjangkau oleh klien.
5. Memungkinkan penggunaan jangka
panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Askep Hipertensi
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
- Pengkajian
- Aktivitas/ Istirahat
- Gejala : kelemahan, letih,
nafas pendek, gaya hidup monoton.
- Tanda :Frekuensi jantung
meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
- Sirkulasi
- Gejala :Riwayat Hipertensi,
aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
- Tanda :Kenaikan TD, Nadi
denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/
bertunda.
- Integritas Ego
- Gejala :Riwayat perubahan
kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang
berkaitan dengan pekerjaan.
- Tanda :Letupan suasana hat,
gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka
tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
- Eliminasi
- Gejala : Gangguan ginjal saat
ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang
lalu).
- Makanan/cairan
- Gejala: Makanan yang disukai
yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah
dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic
- Tanda: Berat badan normal
atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
- Neurosensori
- Genjala: Keluhan pening
pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
- Tanda: Status mental,
perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
- Nyeri/ ketidaknyaman
- Gejala: Angina (penyakit
arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
- Pernafasan
- Gejala: Dispnea yang
berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
- Tanda: Distress
pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
- Keamanan
- Gejala: Gangguan
koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
- Diagnosa Keperawatan yang
Muncul
- Resiko tinggi terhadap
penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
- Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
- Gangguan rasa nyaman : nyeri (
sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
- Potensial perubahan perfusi
jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
- Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi : - Pantau TD, ukur pada kedua
tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
- Catat keberadaan, kualitas
denyutan sentral dan perifer.
- Auskultasi tonus jantung dan
bunyi napas.
- Amati warna kulit, kelembaban,
suhu dan masa pengisian kapiler.
- Catat edema umum.
- Berikan lingkungan tenang,
nyaman, kurangi aktivitas.
- Pertahankan pembatasan
aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
- Bantu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai kebutuhan
- Lakukan tindakan yang nyaman
spt pijatan punggung dan leher
- Anjurkan tehnik relaksasi,
panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
- Pantau respon terhadap obat
untuk mengontrol tekanan darah
- Berikan pembatasan cairan dan
diit natrium sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemberian
obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
- Kaji toleransi pasien terhadap
aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas
frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada,
kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter
menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator
derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
- Kaji kesiapan untuk
meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD
stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan
diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan
tingkat aktivitas individual).
- Dorong memajukan aktivitas /
toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai
aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan
dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk
dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi
dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
- Dorong pasien untuk
partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
- Pertahankan tirah baring,
lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
- Minimalkan gangguan lingkungan
dan rangsangan.
- Batasi aktivitas.
- Hindari merokok atau
menggunkan penggunaan nikotin.
- Beri obat analgesia dan sedasi
sesuai pesanan.
- Beri tindakan yang
menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
- Pertahankan tirah baring;
tinggikan kepala tempat tidur.
- Kaji tekanan darah saat masuk
pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika
tersedia.
- Pertahankan cairan dan
obat-obatan sesuai pesanan.
- Amati adanya hipotensi
mendadak.
- Ukur masukan dan pengeluaran.
- Pantau elektrolit, BUN,
kreatinin sesuai pesanan.
- Ambulasi sesuai kemampuan;
hindari kelelahan.
Comments
Post a Comment